Stowage Plan: Pengertian, Regulasi, dan Komponen Utama di Dunia Logistik

03 Mar 2025 | Baariq Ayumi
Stowage Plan: Pengertian, Regulasi, dan Komponen Utama di Dunia Logistik

Industri maritim Indonesia, sebagai tulang punggung perdagangan internasional, menyumbang 95% volume ekspor-impor negara. Namun, data National Transportation Safety Committee (NTSC) mencatat, 15% kecelakaan kapal di perairan Indonesia antara 2015–2023 disebabkan oleh kesalahan penempatan muatan (improper stowage). 

Salah satu kasus tragis adalah tenggelamnya KM Senopati Nusantara (2006) yang menewaskan 400 penumpang akibat ketidakseimbangan beban. Insiden ini menyadarkan pentingnya stowage plan adalah dokumen kritis yang wajib dipahami oleh pelaku logistik, nahkoda, hingga regulator. 

Artikel ini akan membahas secara mendalam konsep stowage plan, regulasi, teknologi, dan tantangannya di Indonesia.

 

Daftar isi
1. Apa Itu Stowage Plan?
2. Perbedaan Stowage Plan dan Load Plan
3. Regulasi Stowage Plan di Indonesia
4. Komponen Utama Stowage Plan

4.1 Spesifikasi Kapal

4.2 Klasifikasi Muatan

4.3 Sistem Koordinat 3D

5. Proses Pembuatan Stowage Plan

5.1 Analisis Data

5.2 Simulasi Stabilitas

6. Teknologi Pendukung Stowage Plan di Indonesia
7. Tantangan & Solusi di Indonesia

7.1 Tantangan

7.2 Solusi

8. Serahkan Semua Urusan Import ke ETH Cargo!
 

 

Apa Itu Stowage Plan?

Stowage plan adalah peta visual atau dokumen teknis yang mengatur penempatan muatan di kapal secara optimal, aman, dan sesuai regulasi. 

Istilah ini berasal dari praktik pelayaran abad ke-16, saat kapal layar Eropa menggunakan sistem “load diagram” untuk mencegah muatan bergeser saat ombak besar.

Perbedaan Stowage Plan dan Load Plan

  • Stowage Plan: Fokus pada kapal, mempertimbangkan stabilitas, kecepatan, dan jalur pelayaran.
  • Load Plan: Digunakan untuk transportasi darat/udara, hanya memprioritaskan volume dan berat.

Regulasi Stowage Plan di Indonesia

Selain standar internasional seperti IMO (International Maritime Organization) dan SOLAS (Safety of Life at Sea), Indonesia memiliki aturan khusus:

  • Kepmenhub No. KM 35 Tahun 2023: Kewajiban sertifikasi cargo planner untuk kapal berkapasitas >500 GT.
  • Peraturan Pelindo III: Verifikasi stowage plan sebelum kapal berlabuh di Tanjung Priok atau Makassar.
  • ASDP (PT ASDP Indonesia Ferry): Pemisahan muatan berbahaya di kapal feri penyeberangan.

Pelanggaran regulasi berisiko denda hingga Rp500 juta (Pasal 322 UU Pelayaran) dan blacklist izin operasi.

Komponen Utama Stowage Plan

1. Spesifikasi Kapal

  • DWT (Deadweight Tonnage): Kapasitas muat maksimal (contoh: Kapal MV Jakarta 2020 memiliki DWT 50.000 ton).
  • Load Line: Garis batas muat sesuai zona iklim (tropis, musim dingin).
  • Zona Bahaya: Area terlarang untuk muatan mudah meledak (misal: dekat mesin kapal).

2. Klasifikasi Muatan

  • IMDG Code: Kode untuk muatan berbahaya seperti bahan kimia (Kelas 3: Flammable Liquids).
  • Reefer Cargo: Kontainer berpendingin dengan simbol snowflake untuk produk beku.

3. Sistem Koordinat 3D

  • Bay: Nomor vertikal (01-20) dari haluan ke buritan.
  • Row: Posisi horizontal (kanan/kiri poros kapal).
  • Tier: Tingkatan (dari dasar hingga atas dek).

Contoh: Kontainer di Bay 07, Row 02, Tier 3 = Tengah kapal, sisi kanan, tingkat ketiga.

Proses Pembuatan Stowage Plan

Langkah 1: Analisis Data

  • Kumpulkan data muatan: jenis, berat, destinasi (prioritaskan muatan tujuan akhir di bagian atas).
  • Periksa stability booklet kapal untuk menghitung GM dan trim.

Langkah 2: Simulasi Stabilitas

GM (Metacentric Height): Jarak antara titik berat (G) dan titik metasentrum (M).

  • Rumus: GM = KM – KG
  • Nilai GM ideal: 0.3–1.0 meter (mencegah too stiff atau too tender ship).

Trim: Perbedaan kedalaman haluan dan buritan. Batas maksimal 1% panjang kapal.

Teknologi Pendukung Stowage Plan di Indonesia

  • Navis SPARCS: Software global untuk simulasi 3D dan prediksi risiko stack collapse.
  • e-Stow by PT Pelindo: Platform lokal berbasis AI yang mengintegrasikan data cuaca real-time dari BMKG.
  • IoT Sensors: Pelacakan suhu/kelembaban muatan reefer via GPS (contoh: kerjasama Kargo Technologies dengan Maersk).

Tantangan & Solusi di Indonesia

Tantangan

  • Pelabuhan Kecil: 60% pelabuhan di Indonesia Timur belum memiliki crane modern.
  • Muatan Overweight: Kapal kayu tradisional di Kalimantan sering memuat 120% kapasitas.

Solusi

  • Sertifikasi IMO untuk Cargo Planner: Pelatihan oleh BP2IP Jakarta dan Surabaya.
  • Kolaborasi dengan Startup: Waresix mengembangkan algoritma stowage plan untuk kapal roro.

Serahkan Semua Urusan Import ke ETH Cargo!

Stowage plan adalah jantung operasi logistik maritim yang memerlukan sinergi antara SDM kompeten, teknologi, dan kepatuhan regulasi. Di Indonesia, adopsi tools seperti e-Stow dan kolaborasi dengan startup logistik menjadi kunci meningkatkan daya saing global. Ke depan, penerapan autonomous cargo ships dengan stowage plan otomatis akan merevolusi industri ini.

Jika Anda memiliki keperluan import barang, jangan sungkan untuk konsultasikan ke admin ETH. ETH Cargo merupakan spesialis forwarder China Indonesia yang sudah sangat berpengalaman. Jadi, hubungi admin ETH sekarang juga!

Tags


Artikel Terbaru